HOME
Home » Oase » Jangan Berharap Kematian Karena Kepayahan Hidup

Jangan Berharap Kematian Karena Kepayahan Hidup

Posted at Mei 6th, 2023 | Categorised in Oase

Saat kita menghadapi kepayahan hidup, sakit yang tak kunjung sembuh, kondisi ekonomi yang semakin sulit, problematika rumah tangga yang semakin kompleks, adakalanya kita berharap kematian untuk mengakhiri segala penderitaan yang dihadapi.

Adakalanya kesabaran menjadi habis, merasa tak berguna, putus asa dan hilang harapan. Kata-kata yang terucap, “lebih baik mati saja”, hidupku tak akan lama lagi, dan kata-kata perpisahan lainnya. Ketika kita berharap kematian, Tuhan belum juga mengakhiri ajal hambanya.

Setiap yang bernyawa sudah pasti akan menemui kematian. Namun, kematian seperti apa yang akan kita hadapi nanti. Jika Tuhan menghendaki kita pulang, akan ada saatnya kita kembali ke pangkuan-Nya. Tapi jika Tuhan belum menakdirkan ajal hambanya, itu tanda kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan berbenah diri.

Tuhan tahu kita lelah, sakit yang kita rasakan, hidup dengan segala kepayahannya, dan penderitaan yang tak kunjung usai. Tapi Tuhan lebih tahu, kapan waktu yang tepat, kapan kita harus pulang dan istirahat di alam yang berbeda.

Rasulullah Saw melarang seseorang berangan-angan agar lekas mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah ra disebutkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.” (HR. Muslim).

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya.

Juga ingatlah sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi:

“Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa: ‘Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’.”

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka bersabarlah apa yang menimpa kita. Berdoalah; “Rabbana afrigh ‘alayna shabran wa tawaffana muslimin. Artinya: “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)” (QS Al-A’raf: 126).

Juga berdoalah, “Allahumma ahsin ‘aaqibatana fil umuuri kullihaa wa ajirnaa min khizyid dun-yaa wa ‘adzaabil aakhirah. Artinya: “Ya Allah, baguskanlah akhir dari segala urusan kami dan hindarkanlah kami dari kehinaan godaan dunia dan siksa di akhirat nanti.”

Anas bin Malik ra berkata, “Jika bukan karena aku mendengar Rasulullah Saw melarang kita untuk berdoa meminta kematian, niscaya aku akan memintanya.” (HR. Bukhari)

Maka janganlah berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dialami, baik berupa kemiskinan, kehilangan orang yang dicintai atau sesuatu yang berharga, luka dan penyakit yang parah, juga musibah lainnya.

Larangan ini karena dua alasan. Alasan pertama, perbuatan tersebut menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah dan menentang takdir yang telah Allah tetapkan. Yang menjadi kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar, bersikap ridha terhadap musibah atau takdir Allah dalam menghadapi musibah.

Alasan kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun di dalamnya justru terdapat mafsadah (keburukan).

Rasulullah Saw juga bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya), semoga bisa menjadikannya bertaubat.” (HR. Bukhari).

Sejatinya, saat kita dalam kepayahan, rasa sakit yang berkepanjangan, berserah diri dan bertawakal lah kepada Allah. Kita hanyalah milik-Nya. Kapan pun akan dipanggil, kita sudah bersiap diri dengan ketetapan-Nya. Dan kita akan kembali dan pulang, cepat atau pun lambat.

(Ades Satria. Penulis asal Depok)

No comment for Jangan Berharap Kematian Karena Kepayahan Hidup

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *